Membudidayakan ikan di Kolam Air Deras
Minggu, 13 November 2011
Posted by Unknown
Membudidayakan ikan di Kolam Air Deras
IKAN BANDENG (Chanos chanos)
Sabtu, 12 November 2011
Posted by Unknown
Jenis | Jumlah |
Fat | 0.06% |
Protein | 20.38 % |
Phosphorus | 53 mg % |
Manganese | 19.19 mg % |
Sodium | 12.0 mg % |
Calcium | 4.89 mg % |
Pottassium | 0.38 mg % |
Omega-3 | 14.2 % |
Lioleic Acid | 1.25 % |
Eicosapentanoic Acid (EPA) | 3.39 % |
Decosahexanoic Acid (DHA) | 9.48 % |
Energy | 820.60 cal |
Ikan Bandeng saat ini banyak diolah dalam bentuk bandeng asap, pindang dan bandeng presto. Ikan ini telah dikenal banyak mengandung duri-duri kecil dalam dagingnya, sehingga dapat mengurangi selera makan dan bahkan dapat membahayakan konsumen. Hal ini yang menyebabkan ikan bandeng kurang banyak diminati, walaupun dagingnya mempunyai rasa yang sangat gurih dan enak (Ibrahim, 1997). Salah satu bentuk pengolahan ikan bandeng menjadi otak-otak bandeng ini diharapkan dapat memenuhi selera konsumen dan dapat meningkatkan nilai tambah ikan bandeng.
Ikan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan bandeng otak-otak bandeng harus memiliki tingkat kesegaran yang tinggi sehingga produk otak-otak bandeng yang dihasilkan memiliki mutu yang lebih baik. Mutu produk yang dihasilkan tergantung dari bahan baku maupun proses pengolahan yang dilakukan. Berikut adalah ciri-ciri ikan segar yang bermutu tinggi maupun yang bermutu rendah.
Tabel Ciri-ciri Ikan Bermutu Segar dan Ikan Bermutu Rendah
Parameter | Ikan Segar Bermutu Tinggi | Ikan Segar Bermutu Rendah |
Mata | Cerah, bola mata menonjol, kornea jernih | Bola mata cekung, pupil putih susu |
Insang | Warna merah cemerlang, tanpa lendir | Warna kusam, dan berlendir |
Lendir | Lapisan lender jernih, transparan, mengkilat cerah, belum ada perubahan warna | Lender berwarna kekuningan sampai coklat tebal, warna cerah hilang, pemutihan nyata |
Daging dan Perut | Sayatan daging sangat cemerlang, berwarna asli, tidak ada pemerahan sepanjang tulang belakang, perut utuh, ginjal merah terang, dinding perut dagingnya utuh, bau isi perut segar | Sayatan daging kusam, warna merah jelas sepanjang tulang belakang, dinding perut membubar, bau busuk |
Bau | Segar, bau rumput laut, bau spesifik menurut jenis | Bau busuk |
Konsistensi | Padat, elastis bila ditekan dengan jari, sulit menyobek daging dari tulang belakang | Sangat lunak, bekas jari tidak mau hilang bila ditekan, mudah sekali menyobek daging dari tulang belakang |
Budidaya Ikan Patin
Posted by Unknown
BERAWAL DARI KOLAM DI DEPAN RUMAH YANG MENGANGGUR …. KIRA – KIRA UKURANYA 30 X 15 METER.
sebenarnya kolam tersebut sudah di isi dengan Ikan Nila kira-kira 500 ekor .. tetapi yah maklum karena tidak di jaga nggak tau deh ikannya masih ada atau tidak … nah dari pada kolamnya menganggur .. maka bayu mencoba untuk berternak ikan Patin di kolam tersebut … dengan teknis Jaring Apung aja supaya ikannya nggak kabur .. hee…
wah maklum bisnis Arwana yang kemaren gagal di laksanakan karena ternyata di daerah Buntok sudah sangat jarang ditemukan bibit ikan Arwana … jadi dari pada menganggur mendingan berpaling haluan berternak Ikan Patin aja …
berikut tips berternak ikan patin yang ingin bayu praktekan mulai besok hari …
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 – 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 – 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi, beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih ikan yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih ikan yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 – 500 kg.
TEHNIK DALAM PEMBUDIDAYAN BELUT UNTUKPEMBESARANNYA
Posted by Unknown
- Kolam pemijahan : berfungsi untuk mengawinkan induk belut yang sudah terpilih.
- Kolam pendederan : berfungsi untuk menampung dan membiakkan benih belut yang berukuran 1-2 cm.
- Kolam belut remaja : berfungsi untuk menampung dan membiakkan belut yang berukuran 3-5 cm.
- Kolam belut konsumsi : terbagi menjadi 2 tahapan yang masing – masing tahapan membutuhkan waktu 2 bulan. Tahap pertama pemeliharaan belut dari ukuran 5-8 cm menjadi ukuran 15-20 cm. Tahap kedua pemeliharaan belut dari ukuran 15-20 cm menjadi 30-40 cm.
- Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m 2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m 2 . Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m 2. Untuk kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m 2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
- Pembuatan kolam belut sebaiknya dengan bak dinding yang disemen tapi dasar kolam dibiarkan tanah tanpa diplester.
- Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong lapisan pertamanya diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), barulah air dialirkan ke dalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut dilepaskan ke dalam kolam.
- Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
- Untuk kolam seluas 1 m2 diisi satu set indukan (1 ekor jantan dan 2 ekor betina). Waktu pemijahan belut diperkirakan berlangsung selama 10 hari setelah itu baru telur dari belut menetas. Telur akan menetas dan dalam waktu 5-8 hari dan belut berukuran 1,5 – 2,5 cm. Dengan ukuran tersebut, bibit belut diangkat dan ditempatkan pada kolam pendederan untuk untuk di pelihara selama 1 bulan untuk mencapai ukuran 5-8 cm.
- Bibit belut yang layak dan siap dipelihara adalah bibit yang sudah berukuran 5-8 cm. Biasanya sudah berumur sekitar 4 bulan, melalui 2 tahap dengan masing –masing tahapan selama 2 bulan.
- Bibit bisa diperoleh dari bak / kolam pembibitan yang telah atau bisa juga bibit diperoleh dari peternak pembibit yang lain.
- Perlakuan dan perawatan bibit, dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Caranya dengan pengairan yang bersih, lebih baik lagi apabila bibit tersebut berada pada air yang mengalir.
- Pemupukan
Gunakan jerami yang sudah lapuk, berfungsi untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama (untuk lebih detail lihat artikel pemupukan kolam). - Pemberian Pakan
- Pemeliharaan Kolam dan Tambak
KOLAM BUDIDAYA
- Kolam pemijahan : berfungsi untuk mengawinkan induk belut yang sudah terpilih.
- Kolam pendederan : berfungsi untuk menampung dan membiakkan benih belut yang berukuran 1-2 cm.
- Kolam belut remaja : berfungsi untuk menampung dan membiakkan belut yang berukuran 3-5 cm.
- Kolam belut konsumsi : terbagi menjadi 2 tahapan yang masing – masing tahapan membutuhkan waktu 2 bulan. Tahap pertama pemeliharaan belut dari ukuran 5-8 cm menjadi ukuran 15-20 cm. Tahap kedua pemeliharaan belut dari ukuran 15-20 cm menjadi 30-40 cm.
- Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m 2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m 2 . Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m 2. Untuk kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m 2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
- Pembuatan kolam belut sebaiknya dengan bak dinding yang disemen tapi dasar kolam dibiarkan tanah tanpa diplester.
- Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong lapisan pertamanya diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), barulah air dialirkan ke dalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut dilepaskan ke dalam kolam.
- Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
- Untuk kolam seluas 1 m2 diisi satu set indukan (1 ekor jantan dan 2 ekor betina). Waktu pemijahan belut diperkirakan berlangsung selama 10 hari setelah itu baru telur dari belut menetas. Telur akan menetas dan dalam waktu 5-8 hari dan belut berukuran 1,5 – 2,5 cm. Dengan ukuran tersebut, bibit belut diangkat dan ditempatkan pada kolam pendederan untuk untuk di pelihara selama 1 bulan untuk mencapai ukuran 5-8 cm.
- Bibit belut yang layak dan siap dipelihara adalah bibit yang sudah berukuran 5-8 cm. Biasanya sudah berumur sekitar 4 bulan, melalui 2 tahap dengan masing –masing tahapan selama 2 bulan.
- Bibit bisa diperoleh dari bak / kolam pembibitan yang telah atau bisa juga bibit diperoleh dari peternak pembibit yang lain.
- Perlakuan dan perawatan bibit, dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Caranya dengan pengairan yang bersih, lebih baik lagi apabila bibit tersebut berada pada air yang mengalir.
- Pemupukan
Gunakan jerami yang sudah lapuk, berfungsi untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama (untuk lebih detail lihat artikel pemupukan kolam). - Pemberian Pakan Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar (belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
- Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun